Rabu, 06 Mei 2009

kumpul kelas

Sabtu, 11 April 2009

Seperti kesepakatan minggu lalu. Kami kumpul sekitar jam sembilan. Dan memang, aku beserta Mila berangkat jam sembilan lewat. Tapi sampai sekolah, kelas belum dimulai. Malah RC sudah ramai karena ada tamu. Dan Mbak Amik, Izza juga Eny langsung menawarkan produk barunya. Sudah kuduga, pasti cokelat. Sebab minggu lalu sewaktu menjalankan tugas koperasi, Mbak Amik banyak cerita soal rencana cokelat itu.

Tak berapa lama setelah promosi, kami segera kumpul di depan masjid. Belum banyak yang datang. Maka dari itu kami menunggu.

Enam tahun hampir berlalu. Kutengok sebentar foto-foto kami waktu kelas satu dulu. Kebetulan aku menyimpannya di binder. Kemudian kulihat teman-temanku yang sekarang. Hmmm… banyak yang berubah. Kecuali Pak Achmad. Pendamping kami yang satu itu, tetap tak berubah stylenya. Bedanya dulu berjenggot, tapi sekarang sudah dipangkas.

Begitulah, aku melihat banyak hal yang berubah. Unik-unik dan lucu-lucu.

Sebentar kemudian, As’ad datang dengan skuter antiknya. Mencangklong tas hasil daur ulang, mengenakan kalung rantai, dan berjalan dengan cara jalan yang tak berubah. Tetap khas.

Berikut, mulai datang Ichwan. Meski baru, tapi sudah banyak perubahan. Rocker yang satu satu ini mendadak ganti kostum akhir-akhir ini. Pakai sarung, dan pakai peci. Khas santri.

“Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,” ucap Pak Achmad. Kami menjawab salam itu, sebelum akhirnya Pak Achmad memulai kegiatan weekend ini.

Sebenarnya, mau ngomong soal Produksinya Izza CS. Tapi tak jadi karena mereka belum siap mempresentasikan. Maka, selanjutnya pembahasan diambil alih Ichwan yang ngomong soal film yang seminggu lalu sempat kami sepakati.

Ichwan tak banyak berbicara meski kami yang sudah melingkar ini telah siap memperhatikan. Dialog selanjutnya dilemparkan ke Mbak Maia dengan tema yang sama. Maka, mulailah penulis skrip ini menceritakan sinopsisnya untuk kemudian dibahas lebih lanjut.

“Jadi ada dua orang. Namanya Joni sama Jagad. Si Joni ini selalu negative thingking. Nah, si Jagad ini selalu positive thingking. Padahal Jagad banyak tertimpa sial dan punya wajah yang tak seganteng Joni. Tapi ia tetap bersyukur dengan keadannya. Beda dengan Joni yang sudah serba lebih tapi sering mengeluh,”

Kira-kira seperti itu. Tapi itu baru sekilas karena ternyata Mbak Maia belum menemukan konfliknya. Kami sempat membahas sebentar. Tapi tak efektif. Selanjutnya Amri, Hilmiy, Ichwan dan Mbak Maia berdialog berempat. Yang lain sibuk dengan obrolan masing-masing. Baru setelah mereka mendapatkan ide kembali, kami mendengarkan dengan seksama.

Setelah Ichwan memaparkan hasil kesepakatan mereka berempat. Kami merembug ini itunya. Diputuskan bahwa kami tak banyak mengeluarkan uang iuran karena ternyata uang kelas yang dipercayakan pada Emy masih berjumlah enam ratus ribu.

Rapat soal film sementara selesai. Berikutnya, Izza CS mulai membagikan cokelat. Bukan gratis. Karena bagi yang mau, harus mengeluarkan uang seribu perak untuk bisa menikmati buah karya mereka. Cokelat putih atau cokelat hitam.

Sambil menikmati, ada pemaparan sangat lama dari Mas Fafa, tamu yang sering berkunjung ke sekolah kami.

Karena terlalu lama berdialog, akibatnya banyak yang pulang satu persatu tanpa ada pembubaran kelas lebih dahulu.

Aku yang rencananya mau makan cokelat setelah kumpul kelas, jadi rela makan di tempat karena nggak sabar.

Sekali gigit… Hmm… rasanya, nggak seperti silver quin. Hehe, soalnya tadi aku udah kebayang rasa silver quin si… terus… Hmm… lumayan tapi kurang ada isinya. Kan enak kalau missal dikasi mette atau kismis, atau apalah biar nggak begitu lekat cokelatnya. Gigit lagi… duuuh, cokletanya tebel. Lumayan keras si. Tapi rasanya ada yang kurang. Masih gimana ya…

Ah tapi, gimana-gimana juga akhirnya habis. Eitz… kebetulan ada tamu banyak banget. Remaja-remaja. Akhirnya kutawarkanlah cokelat-cokelat yang tersisa. Alhamdulillah pada beli dan habis akhirnya. Karena tinggal satu, kubelilah cokelat itu. Aku penasaran sama yang warna putih.

Tak kumakan di tempat, kumakan di rumah, setelah sebelumnya nyelonong pergi sebelum kelas benar-benar ditutup.

Yang putih… hmm.. rasanya beda si. Tapi sensenya, tak jauh beda. Memang ada yang kurang. Rasanya, ples isinya…

Tapi lumayanlah, produksi pertama, dan kemasannnya menarik perhatian.

Tidak ada komentar: